Aku masih ingat hari ketika hati ini mulai gelisah — bukan karena masalah hidup, tapi karena rasa rindu yang sulit dijelaskan. Rindu kepada tempat yang bahkan belum pernah kukunjungi: Masjidil Aqsho.
Semuanya bermula dari sebuah video singkat di media sosial. Kubah emas bercahaya itu memantulkan sinar mentari sore, diiringi suara lantunan doa yang lembut. Hatiku langsung bergetar. Ada sesuatu di sana yang memanggil.
Tanpa berpikir panjang, aku mulai menabung dan mencari informasi tentang Umroh Plus Aqsho. Setelah beberapa minggu riset, aku memilih Kelana Haramain Travel, yang punya program perjalanan spiritual lengkap: Makkah, Madinah, dan Palestina.
Dan dari sanalah kisah hidupku berubah.
Begitu tiba di Makkah, udara panas dan debu gurun terasa berbeda. Ada energi yang sulit dijelaskan — tenang tapi kuat.
Ketika pertama kali menatap Ka’bah, air mataku langsung menetes. Aku menunduk, berdoa dengan segala rasa syukur dan penyesalan yang menumpuk selama bertahun-tahun.
Setiap putaran tawaf seakan membuka lembaran baru dalam hidupku. Aku merasa dibersihkan, bukan hanya secara fisik, tapi juga batin.
Malam harinya, aku duduk di pelataran Masjidil Haram, menatap langit yang luas. Untuk pertama kalinya, aku benar-benar merasa dekat dengan Allah سبحانه وتعالى.
Setelah Makkah, rombongan kami menuju Madinah. Saat bus memasuki kota, suasananya langsung berbeda. Lebih lembut, lebih damai. Seolah setiap hembusan angin membawa salam dan cinta dari Rasulullah ﷺ.
Langkahku gemetar ketika pertama kali menginjakkan kaki di Masjid Nabawi. Aku berdoa di depan makam Rasulullah ﷺ sambil meneteskan air mata.
Bayangkan, aku berdiri di hadapan manusia paling mulia dalam sejarah, yang dengan penuh kasih memperjuangkan umatnya hingga akhir hayat.
Di Madinah, aku belajar tentang kesabaran, kasih sayang, dan keikhlasan. Nilai-nilai yang sering terlupakan di dunia modern yang serba cepat ini.
Perjalanan kami berlanjut ke Palestina. Sejujurnya, ada rasa takut di awal — berita tentang konflik sering terdengar menakutkan. Tapi semua kekhawatiran itu hilang saat kaki ini menapaki halaman Masjidil Aqsho.
Tempatnya indah, sakral, dan penuh sejarah. Kubah Emas berdiri megah di tengah kompleks, seolah menyimpan ribuan doa dari generasi ke generasi.
Ketika shalat di dalamnya, aku merasakan sesuatu yang tak pernah kurasakan sebelumnya: kedekatan spiritual yang begitu mendalam.
Aku teringat kisah Isra’ Mi’raj, ketika Rasulullah ﷺ dinaikkan ke langit dari tempat ini untuk menerima perintah shalat. Kini aku berdiri di tempat yang sama, dengan hati yang gemetar dan mata yang basah.
Yang paling membekas justru bukan hanya kemegahan masjidnya, tapi juga wajah-wajah orang Palestina.
Mereka hidup sederhana, tapi matanya penuh cahaya. Anak-anak berlari sambil tersenyum, para orang tua berdagang dengan sabar, dan semua orang selalu mengucap Alhamdulillah meski hidup dalam keterbatasan.
Dari mereka aku belajar apa itu keteguhan iman.
Bahwa keyakinan sejati tidak akan goyah meski dunia berusaha menghancurkannya.
Program Umroh Plus Aqsho dari Kelana Haramain Travel bukan sekadar perjalanan fisik, tapi perjalanan batin.
Kami tidak hanya beribadah, tapi juga diajak memahami sejarah, budaya, dan makna di balik setiap tempat suci.
Setiap malam, kami mengadakan sesi refleksi spiritual — berbagi pengalaman, rasa syukur, dan harapan. Suasana itu membuatku sadar bahwa setiap orang punya kisah dan perjuangannya masing-masing menuju Allah سبحانه وتعالى.
Untuk anak muda yang haus akan makna hidup, perjalanan seperti ini sangat disarankan. Ia bukan hanya membuatmu lebih dekat dengan Sang Pencipta, tapi juga mengubah cara pandangmu terhadap dunia.
Ketika pesawat meninggalkan langit Al-Quds, aku menatap ke luar jendela dengan hati yang berat.
Aku sadar, aku tidak lagi sama seperti sebelum berangkat. Ada sesuatu yang tumbuh di dalam — rasa tenang, ikhlas, dan cinta yang sulit dijelaskan.
Aku ikut Umroh Plus Aqso sebagai pencari, dan pulang sebagai seseorang yang telah menemukan arah hidupnya.
Kini aku tahu, perjalanan suci bukan hanya tentang tempat yang kita datangi, tapi tentang bagaimana setiap langkahnya mendekatkan kita kepada Allah سبحانه وتعالى.
Dan jika suatu hari nanti kamu merasa hidupmu mulai kehilangan makna, mungkin itu bukan karena kamu lelah — tapi karena jiwamu sedang dipanggil.
Jawablah panggilan itu.
Karena di balik perjalanan menuju Masjidil Aqsho, ada cahaya yang siap menuntunmu pulang kepada kedamaian sejati.